Di Pundak Guru Pendidikan Maju
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal
pendidikan dasar dan pendidikan menengah, salah satu pengertian guru yang
tertulis pada Undang-undang nomor 14
Tahun 2005 tentang guru dan
dosen. Selanjutnya jika kita bandingkan dengan para ahli bahwa guru adalah
orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak didik
dalam perkembangan baik jasmani maupun rohaninya. Agar tercapai tingkat
kedewasaan mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk
sosial dan mahluk individu yang mandiri, dikemukakan oleh Dri Atmaka (2004). Menurut pengertian dari
keduanya bahwa guru sangatlah punya peranan untuk memajukan generasi bangsa ini
melalui semua potensi yang dimilikinya sebagai tenaga profesional demi generasi
bangsa ini.
Kita perlu belajar dari
negara maju seperti Jepang ketika mereka mengalami kehancuran pada tahun 1945, ketika Jepang hancur lebur oleh bom atom yang
dijatuhkan sekutu di Hirosyima dan Nagasaki, Kaisar Jepang saat itu, Hirohito
mengemukakan sebuah pertanyaan yang lebih mengguncang dari ledakan bom atom. Saat itu, Kaisar Hirohito bertanya singkat kepada para pembantu dan
menterinya yang menghadap untuk melaporkan tentang banyaknya rakyat Jepang yang
mati dan sekarat karena terkena radiasi bom atom, pertanyaan yang diajukan Hirohito adalah, “Ada
Berapa guru yang hidup?”. Dia yakin dengan guru mereka dapat membangun
membangun negerinya dari nol bukan dari profesi
lain. Mengapa dia yakin dengan pendapatnya itu karena dia yakin di tangan
gurulah peranan memajukan bangsa sangat cepat geraknya. Ini terbukti mereka
cepat bangkit dari keterpurukan di tangan guru.
Bagaimanakah guru yang dapat
memajukan bangsa ini? Tentunya bukan sembarang guru tetapi guru yang mencintai
profesinya dengan segenap hatinya, punya niat
sekeras baja, menjadi teladan kepada anak didiknya, karena ketika guru
menyampaikan sesuatu kepada anak didiknya maka ucapan/motivasi atau ajakan itu
berupa pedang bermata dua yang artinya kena kepada siswanya kena juga kepada dirinya.
Jadi guru haruslah teladan dalam semua aspek. Dalam hal kecil bisa kita lihat
ketika guru melarang siswa berkata jangan berkata kotor, tetapi guru selalu
berkata kotor maka siswanya mengenali guru hanya bicara saja akhirnya guru
gagal menjadi teladan kepada siswanya. Guru juga harus mampu menyentuh hati anak
didiknya karena guru tlah menjadi wali ketika di sekolah, maka sudah barang
tentu ia harus mengenali secara hati anak didiknya tentang apa yang tengah ia
alami atau rasakan.dengan demikian sang anak merasa terbantu dan akrab dengan
guru tersebut dalam batas kewajaran dan tak jarang diluar sekolah pun ia tak
merasa canggung untuk meminta tanggapan nan solusi dari guru tsb terkait
masalah dirinya, Transfer ilmu kepada siswanya, guru sebagai pendidik harus
memberikan ilmu dan keahliannya kepada anak didiknya.
Berdasarkan uraian di atas sangat jelaslah
bahwa guru punya peranan penting untuk kemajuan pendidikan. Kita bisa
mendapatkan ilmu, motivasi dari buku bahkan dari media lain tetapi kita tidak
bisa mendapatkan sentuhan yang luar biasa dari guru yang dapat melihat
kelemahan dan kelebihan setiap anak didknya sampai menghantarkannya ke sebuah
impian dan cita-citanya. Tentunya tidak ada yang dapat menggantikan peran itu.
By. Pahot ME Nababan, M.Pd Guru SD
N 060843 Medan Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar